Budi Daya Kelapa Sawit

Kamis, 31 Januari 2008

Pemeliharaan (pada pertanaman)

a. Penyulaman

Ø Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.

Ø Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.

Ø Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.

Ø Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.

Ø Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.

b. Penanaman tanaman penutup tanah

Ø Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.

Ø Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

Ø Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.

Ø Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).

c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)

Ø Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.

c. Pemupukan

Ø Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).

Ø Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.

Ø Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).

Ø Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.

Ø Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.

Ø Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :

Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th diberikan 2 x aplikasi

KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th diberikan 2 x aplikasi

Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th diberikan 2 x aplikasi

TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th diberikan 1 x aplikasi

Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th diberikan 2 x aplikasi

Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :

Urea : 0,40 – 0,60 kg

TSP : 0,25 – 0,30 kg

KCl : 0,20 – 0,50 kg

Kiserit : 0,10 – 0,20 kg

Borax : 0,02 – 0,05 kg

Ø Pada tanaman belum menghasilkan pupuk N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun.

Ø Pada tanaman yang sudah menghasilkan :

v Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan.

v Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 meter dari pokok.

v Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.

Ø Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.

e. Pemangkasan daun

Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.

Macam-macam pemangkasan :

Ø Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.

Ø Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.

Ø Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.

Menanam

Cara menanam bibit yang ada pada polybag sbb.:

Ø Sediakan bibit yang berasal dari main nursery pada masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.

Ø Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.

Ø Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per lubang.

Ø Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.

Ø Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.

Ø Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.

Ø Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.

Ø Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.

Pembuatan Lubang Tanaman

Ø Lubang tanaman dibuat beberapa hari sebelum menanam.

Ø Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm.

Ø Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.

Pengaciran (memacang)


Ø Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengann jarak tanam yang dipakai

Ø Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur.

Ø System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m.

Ø Dengan system segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m.

Ø Populasi (kerapatan) tanaman per hektar adalah 143 pohon.

Persiapan Lahan

Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada areal / lahan :

Ø Bekas hutan (bukaan baru, new planting)

Ø Bekas perkebunan karet atau lainnya ( konversi)

Ø Bekas tanaman kelapa sawit (bukaan ulangan, replanting)

Pembukaan lahan secara mekanis pada areal bukaan baru dan konversi terdiri dari beberapa pekerjaan, sbb.:

Ø Menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah.

Ø Merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran.

Ø Merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. Pembakaran dilakukan berulang sampai semua batang dan ranting menjadi abu.

Ø Pengolahan tanah secara mekanis.

Pembukaan lahan secara mekanis pada tanah bukaan ulangan terdiri dari pekerjaan sebagai berikut :

Ø Pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor.

Ø Meracun batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang.

Ø Membongkar, memotong dan membakar . Dua minggu setelah peracunan, batang pokok kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan swetelah kering lalu dibakar.

Ø Pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya cendawan Ganoderma) .

Pemindahaan Bibit Kelapangan

Ø Bibit yang telah berumur 8 bulan dapat dipindahkan ke areal / lapangan pertanaman, tetapi umumnya bibit dipindah ke lapang pada umur 10 – 14 bulan.

Ø Pemindahan bibit ke lapangan harus diusahakan agar bibit tidak rusak dan polybagnya tidak pecah.

Pemiliharaan (pada pembibitan)

Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengann umur dan saat tanam yang tepat.

Pemeliharaan bibit meliputi :

v Penyiraman

v Penyiangan

v Pengawasan dan seleksi

v Pemupukan


a.Penyiraman

Ø Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7 – 8 mm pada hari yang bersangkutan.

Ø Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat.

Ø Kebutuhan air siraman ± 2 liter per polybag per hari, disesuaikan dengan umur bibit.

b. Penyiangan

Ø Gulma yang tumbuh dalampolybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan, dikored atau dengan herbisida

Ø Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

c. Pengawasan dan seleksi

Ø Pengawasan bibit ditujukan terhadap pertumbuhan bibit dan perkembangan gangguan hama dan penyakit

Ø Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang.

Ø Pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery, yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke lapangan.

d. Pemupukan

Ø Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan subur.

Ø Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk.

Ø Dosis dan jenis pupuk yang diberikan dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel : Dosis dan jenis pupuk untuk pemupukan bibit

Umur bibit (minggu ke )

Jenis pupuk

Dosis

Rotasi

4 - 5

Larutan Urea 0,2 %

3-4 lt larutan / 100 bibit

1 minggu

6 - 7

s.d.a

4-5 lt larutan / 100 bibit

1 minggu

8 - 16

Rustica 15. 15. 6. 4

1 gram / bibit

1 minggu

17 - 20

Rustica 12.12.17.2

5 gram / bibit

2 minggu

21 - 28

s.d.a

8 gram / bibit

s.d.a

29 - 40

s.d.a

15gram/ bibit

s.d.a

41 - 48

s.d.a

17gram /bibit

s.d.a

Persemaian Bibit (nursery)

Ø Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.

Ø Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg per polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.

Ø Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm

Dederan (prenursery)

Ø Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudia diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.

Ø Ukuran polybag yng digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm (lay flat).

Ø Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.

Ø Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.

Ø Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).

Ø Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapt menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.

Ø Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.

Kebutuhan Bibit perHektar

Jumlah kebutuhan bibit untuk satu hektar tergantung pada jarak tanam dan kualitas bibit, sedangkan kebutuhan benih untuk satu hektar pembibitan tergantung jarak tanam bibit di pesemaian pembibitan, jumlah bibit yang akan diafkir dan penjarangan yang dilakukan.

Perbandingan jumlah bibit dalam 1 hektar pembibitan dengan luas pertanaman di lapangan (kapasitas lapangan) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel: Hubungan antara jarak tanam bibit di pesemaian bibit dan kapasitas lapangan.

Jarak tanam bibit di pesemaian

Jumlah bibit per hektar

Bibit

Afkir

(10 %)

Sisa (dibulat kan)

Seleksi

(20 %)

Bibit yang baik

Kapasitas lapangan (ha) bila kebutuhan bibit ± 150/ha

90x90

13.888

1388

12.500

2500

10.000

68.33

85x85

14.075

1470

13.000

2600

10.400

69.33

80x80

15.625

1562

14.000

2800

11.200

74.66

75x75

16.666

1666

15.000

3000

12.000

80.00

70x70

17.857

1855

16.000

3200

12.800

85.33

65x65

19.230

1920

17.000

3400

13.600

90.66

60x60

20.833

2083

18.500

3700

14.800

98.66

55x55

22.727

2272

20.000

4000

16.000

106.66

50x50

25.000

2500

22.500

4500

18.000

120.00

Pengolahan lahan pembibitan


Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan harus sesuai dengan kebutuhan.

Pembibitan

Pembibitan kelapa sawit denganbenih yang telah dikecambahkan dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu :

1. cara dua tahap (prenursery dan nursery)

2. cara satu tahap (langsung ke nursery)

Melalui cara 1 atau 2, bibit baru siap dipindahkan ke lapangan (kebun) apabila telah berumur 11 – 12 bulan.

Pelaksanaan pembibitan sebagai berikut :

1.Tempat pembibitan, dengan syarat :

Ø areal harus datar dn rata

Ø dekat dengan sumber air

Ø letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi.

Pekecambahan Benih

Hartley (1970) menyebutkan beberapa cara pengecambahan benih,antara lain cara kering.

Pengecambahan cara kering, urutan pekerjaannya sbb.:

1. Pengupasan buah. Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.

2. Perendaman benih. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.

3. Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17 %.

4. Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 x 20 x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.

5. Benih diperiksa setiap 3 hari sekali ( 2 kali per minggu ) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21 – 22 % untuk benih Dura dan 28 – 30 % untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.

6. Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.

7. Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15 – 20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.

Pelaksanaan Penyerbukan Buatan

Dalam penyerbukan secara buatan, pohon ibu yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon bapak digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station.

Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon bapak terpilih dibungkus dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk. Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer).

Pada pohon ibu terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka dan berlendir.

Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina.

Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6 bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah lepas dari tandannya.

Penyediaan benih

Penyediaan benih dilakukan oleh balai-balai penelitian kelapa sawit, terutama oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan (RISPA). Dalam penyediaan benih ini balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon bapak tipe Pisifera terpilih.

Syarat-syarat pohon induk yang baik adalah :

v Pertumbuhan vegetatifnya lambat.

v Produksi tinggi.

v Persentase buah per tandan sekitar 60-70 %.

v Kadar minyak dalam daging buah ± 60 % dan kadar minyak per tandan sekitar 27 %.

v Bentuk pohonnya baik dan sudut pelepahnya tidak sempit.

v Tumbuh subur dan bebas dari gangguan hama dan penyakit.

Syarat-syarat pohon bapak yang baik adalah :

v Daya gabung sifat genetisnya (sifat khusus dan sifat umum) baik, sehingga dapat berkombinasi dengan sifat-sifat genetis yang baik dari pohon induknya.

v Kadar minyak dalam daging buah (mesocarp) > 24 %.

v Tumbuh subur dan bebas dari gangguan hama dan penyakit.

Untuk memperoleh buah / benih yang baik, penyerbukan yang terjadi pada bunga betina dari pohon induk harus dilakukan secara terkontrol. Untuk maksud tersebut, penyerbukan harus dilaksanakan secara buatan atau assisted pollination.

Mengenai Saya

Foto saya
Kayu Agung, Sumatera Selatan, Indonesia

PageRank

eXTReMe Tracker