a. Penyulaman
Ø Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.
Ø Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.
Ø Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.
Ø Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.
Ø Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.
Ø Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.
Ø Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Ø Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.
Ø Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).
Ø Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.
Ø Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).
Ø Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.
Ø Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).
Ø Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.
Ø Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.
Ø Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :
Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th → diberikan 1 x aplikasi
Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th → diberikan 2 x aplikasi
Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :
Urea : 0,40 – 0,60 kg
TSP : 0,25 – 0,30 kg
KCl : 0,20 – 0,50 kg
Kiserit : 0,10 – 0,20 kg
Borax : 0,02 – 0,05 kg
Ø Pada tanaman belum menghasilkan pupuk N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun.
Ø Pada tanaman yang sudah menghasilkan :
v Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan.
v Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 meter dari pokok.
v Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.
Ø Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.
Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.
Macam-macam pemangkasan :
Ø Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.
Ø Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.
Ø Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.